Seperti biasa, pagi ini saya melakukan rutinitas pengangguran (cari wifi gratis) dan mulai memikirkan cara menghidupkan kembali blog ini yang sudah lama mati suri. Selang beberapan jam setelah menyeruput kopi hitam lalu eingeng muncul sebuah ide untuk menginterview teman (sebetulnya belum pernah saya jumpai) yang gosipnya kini sudah menjadi seniman di perantauan.
Yah, sudahlah saya bosen basa-basi tentang kegiatan pengangguran. Simak percakapan asegedew saya dengan lae Yerikho Iyeq dibawah ini! :)
Hell-o bang, lae, asewewew, Inderskedoy, Asembrewe, Iyeq. Apa kabar nih?
Baik-baik aja.. Tapi gusiku lagi sakit. Umur segini kemaren aku masih punya gigi susu satu lagi (beneran dan udah di check ke dokter) trus copot dan ini tumbuh untuk terakhir kalinya. Makanya bikin gusi bengkak. Aneh ya. Dokternya aja bilang aneh. hahahah.
Sejak kapan anda jatuh cinta dengan dunia visual art?
Pertama kali jatuh cinta dengan visual art itu waktu TK di TK Fajar Medan. Dulu ada PR disuruh gambar bebas. Karena ga tau menggambar, aku minta Bapak yang gambarin. Mungkin karena kasihan liat anaknya, Bapak yang juga ga bisa gambar sama sekali mau ngebantuin tapi ya hasilnya lumayan kacau. Karena kesel, gambarnya aku hapus, aku gambar ulang sesuai yang aku mau. Tapi aku lupa gambar apa yang pertama kali aku gambar untuk menggantikan gambar tukang batu pendek bantet berhidung "Squidward" yang berdiri di atas bak truk beroda tiga dari Bapak. Setelah itu aku mulai suka gambar. Mungkin karena seru kaya bermain lilin-lilin kaya di sekolahku dulu yang bisa dikreasikan sesuka hati.
Apa gambar yang pertama kali anda buat?
Aku lupa bener soal gambar pertama yang kubuat waktu TK itu. Tapi gambarku paling tua yang aku ingat itu ada di waktu kelas 5 SD karena mendapat pujian dari guru. Aku gambar 3 orang pria kurus", berpose layaknya boyband tangguh. Aku dapat nilai 9.5 tapi ada pesan dari Guruku "Kurus-kurus kaya pemakai narkoba". Dan karna gambar itu aku diikutkan lomba gambar yang disponsori Sosro dan Freshtea di Tanjungmorawa, Sumut. hahahah.
Menurut anda art itu apa?
Sebenarnya aku juga ga tau seni itu apa. Tapi sepengalamanku ya seni itu segalanya. Mulai dari yang ada hingga yang tak ada. Klo diantara ada dan tidak ada itu ada, itu juga seni. Pokoknya segala hal itu seni. Yang tidak segalanya juga seni. Ga semua orang bisa melihat bahwa sesuatu itu seni, maka hadirlah seniman atau apalah namanya sebagai mediator. Kira-kira itu sih menurutku.
Karya seni siapa yang pertama anda beli dengan Uang anda sendiri?
Belum ada. Tapi kemaren hampir membeli karya pencil sketch-nya Mas Robby Dwi Antono. Karena mungkin Mas Robby pengen menjalin pertemanan dan aku juga begitu, beliau minta ketemuan dulu. Tapi kita belum ketemu waktu yang bener-bener pas. Mungkin Mas Robby ga mau ngasih karyanya ke orang yang belum dikenal. Mungkin. Klo pun benar seperti itu, aku juga setuju dengan pendapat itu.
Rutinitas melatih otak yang tidak pernah anda tinggalkan?
Rutinitas melatih otak? Mendengerkan musik. Satu hari aku bisa ndegerin banyak sekali judul lagu. Bisa sambil kerja, tiduran, di angkot dan lain-lain.
Nasihat apa yang anda telah ambil, namun tidak anda lakukan?
Hemat pangkal kaya.
Tanggapan anda tentang nasionalisme & patriotisme?
Aku sebenarnya ga ambil pusing dengan nasionalisme atau patriotisme. Mau mengayomi itu silahkan, mau tidak ya silahkan, asal masih pakai akal sehat dan masih memanusiakan manusia.
Menurut anda apa Indonesia benar-benar negara multikultur?
Menurutku sih enggak ya. Indonesia mah mono. Semua kultur budaya Indonesia punya meme atau ide yang intinya ga jauh dari segitiga manusia-tuhan-alam: Berdamai dengan sesama manusia, berdamai dengan Tuhan (atau Yahwe atau Allah dll) dan berdamai dengan alam. Yang berbagai macam itu hanya "way" atau "how to say" atau caranya aja kok. Bisa jadi berbeda-beda ya namanya juga buah pikir manusia, beda kelamin aja beda pemikiran, apalagi beda geografis dan sebagainya.
Apa yang ada pikirkan ketika anda memikirkan Indonesia?
Yang saya pikirkan pertama kali soal Indonesia adalah cebok pakai air sehabis berak. Hahaha. Ini serius. Mungkin cuma di Indonesia yang mempertahankan cebok pakai air sehabis berak. Dan aku setuju dengan itu. Diam diam aku sebenarnya mengagumi budaya barat kecuali cara mereka berak yang pakai tissue doank. Mengerikan.
Apa tanggapan anda tentang menjamurnya sifat konsumtif dan gagap budaya di kalangan remaja Indonesia?
Sifat konsumtif dan gagap budaya? Bagus. Jadi kalo aku mau bisnis, bisa cepat laku.(Hehehehe) Dan biarlah remaja-remaja itu gagap budaya. Karena pasti ada satu di setiap seratus orang yang peduli dan melestarikan budaya itu. Karena menurutku peduli budaya itu panggilan. Passion. Lagipula kalo setiap remaja menjalani budaya itu, apa uniknya lagi budaya itu? :)
Pesan untuk remaja Indonesia?
Pesan untuk remaja Indonesia: "Ga malu apa masuk Mall trus liat banyak orang dengan gaya rambut yang sama dengamu (Hahahaha)?
Oke, last words?
Last word: Semoga kita selamat sampai tujuan.
Yerikho Naektua
Twitter: @yerikhonaektua
Blog: http://yerikhonaektua.tumblr.com/
Facebook: https://www.facebook.com/yerikho.iyeq
-matimuda